Minggu, 27 Januari 2008

Nyeri akibat Diabetes

Ibu Susi datang ke klinik neurologi dengan keluhan nyeri dan baal pada ujung-ujung jari kaki dan tangan sejak 2 bulan belakangan ini. Nyeri dirasakan memberat pada malam hari. Nyeri dirasakan seperti terbakar dan ditusuk. Ibu Susi adalah penderita diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu, dengan kadar gula darah yang belum terkontrol. Pada pemeriksaan neurologi didapatkan penurunan sensibilitas pada tungkai dan tangan. Goresan pada telapak kaki menimblkan nyeri yang cukup signifikan. Pada pemeriksaan ENMG (Electro Neuromiografi) didapatkan tanda-tanda denervasi dan pemanjangan latensi saraf tibialis posterior, peroneus, medianus, dan ulnaris.

Ilustrasi diatas menunjukkan suatu gambaran klinis neuropati diabetika. Neuropati diabetika pada umumnya muncul lambat, dan memiliki progresivitas yang lambat pula. Gejala yang muncul adalah hilangnya sensasi yang berisfat dominansi distal. Neuropati diabetika merupakan salah satu komplikasi DM yang utama. Sebuah penelitian di Australia pada 2436 pasien dengan Diabetes memperlihatkan bahwa 13,1% pasien memiliki neuropati perifer (Tapp, dkk, 2003).

Gejala nyeri merupakan keluhan yang umum dijumpai pada pasien dengan neuropati diabetika. Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa nyeri dijumpai pada 7-13% kasus neuroapti diabtetika pada saat awal diagnosis. Prevalensi nyeri dan paraestesia meningkat seiring dengan lamanya menderita diabetes melitus. Rasa nyeri yang sering digambarkan adalah nyeri terbakar, seperti ditusuk-tusuk, bersifat paroksismal. Hiperalgesia (nyeri hebat akibat stimulus nyeri ringan) dan allodinia (nyeri akibat stimulus non nyeri) umum dijumpai.

Tidak ada komentar: